Rabu, 25 Juni 2014

RINDU INI MENGGEROGOTIKU



Sedetik yang lalu rasanya aku sudah bisa terbebas dari belenggumu. Sedetik yang lalu rasanya rasa itu telah hilang dari hatiku semenjak kau sia-siakan perjuanganku. Sedetik yang lalu namamu sudah hilang dari ingatanku. Sedetik yang lalu rasa muak selalu muncul tiap aku melihat atau mengingat apapun yang berhubungan denganmu.

Tapi sedetik kemudian, kamu menjeratku lagi,sosokmu menghantuiku lagi,namamu memenuhi otakku lagi hingga aku tak dapat memikirkan apa-apa kecuali kamu,rasa rindu yang menjijikkan itu datang kembali, ada rasa yang menggelitik hati, aku ingin memelukmu erat-erat dan tak melepaskan mu selamanya.

Aku gagal! Aku gagal melangkah meninggalkan sosokmu yang menyebalkan itu.
Aku gagal meninggalkan pria tinggi jangkung berkulit sawo matang dan beralis tebal yang pandangan matanya dan senyumannya selalu membuatku luluh sejak 7 bulan terakhir ini.
Aku gagal menghapuskan sosok yang selalu tidak menggubrisku itu. Yang selalu diam dalam sambungan telpon, yang selalu mengabaikan pesan singkatku, yang selalu hilang disaat aku menginginkan sosoknya nyata hadir dihadapanku.

Selama ini aku terlalu sibuk memperjuangkanmu, selama ini aku terlalu sibuk mencintaimu, sampai dadaku sesak, sampai aku muak, sampai aku kelelahan.
Aku lelah!!!!

Beberapa detik yang lalu aku sukses menghapuskan semuanya. Namun sekarang rindu kembali menjeratku erat-erat tanpa ampun. Mungkinkah kamu merasakan rindu sedalam yang aku rasakan? Aku mengharapkan kabarmu mampir walaupun itu Cuma kabar burung,ataupun mitos semata.
Aku berusaha tak menghiraukan rindu yang semakin menjerat ini, aku berusaha melupakan lekat ingatanku akan sosokmu. Tapi semakin kulawan semakin kau hadir dan memelukku lekat dengan bayangmu di otakku. Hilangnya kamu tiba-tiba dari semesta radarku seharusnya tak menghasilkan sakit yang teramat dalam karena kedekatan kita belum menghasilkan suatu komitmen apa-apa. Belum...komitmen...tapi sayang, kenangan kita sudah terlalu banyak untuk kuhitung dengan jari-jari mungilku ini. Sudah cukup lupakan akan kenangan yang menyiksa memori itu,satu helaan nafasku memburu aku mencoba mencari-cari lagi alasan agar bisa membencimu. Kamu tetaplah bayang semu, angin yang selalu berhembus kencang hingga bisa membawaku terbang setinggi langit, lalu kau hisap lagi angin itu hingga aku terjatuh kedalam perut bumi.
Aku menoleh lagi ke cermin masa lalu, melihat dan mengingat apa saja yang pernah kita lakukan. Aku ingat ketika kamu memperhatikanku dengan baik dengan caramu. Aku merekam malu-malu senyummu saat semua orang melihat kita dengan tatapan jahil saat berfoto bersama untuk yang pertama kali. Aku ingat kamu yangrela menahan kantuk demi menemani aku seharian penuh, wajah polos dan senyum tipismu. Aku ingat kita bertatapan mata untuk kesekian kalinya saat itu, kamu menatapku dalam-dalam, lama sekali seperti mencari ketulusan di bola mataku mencari ketenangan dan kelembutan disana, mencari duniamu yang sempat abu-abu. Tapi aku hanya gadis kecil, aku tak cukup kuat untuk membuatmu mengembalikan segalanya seperti awal perkenalan kita.
Kini aku hanya bisa menunggu sampai kita bisa bertemu kembali, saling menumbuhkan rasa percaya juga cinta. Aku menunggu kamu datang menyambut pelukanku,pelukan rindu yang teramat sangat.
Kamu begitu sulit kutebak, tapi aku mencintai segala teka-tekimu.

Kamu sosok yang selalu membuatku mencari-cari dimana bayangmu berada. Ketika mata kita bertemu tujuh bulan yang lalu aku tak minta apa-apa selain pertemanan. Tapi ternyata daya magismu membuat hatiku jatuh hingga aku selalu merasa nyaman bila didekatmu, aku selalu merasa aman bila bersamamu. Maaf bila aku terlalu berharap banyak,maaf jika aku terlalu mengganggu harimu, dan tak kunjung pergi dari hidupmu.

Aku tau aku harus bangkit aku takbisa diam dan terpuruk, aku harus pergi, karena kau yang inginkan aku menjauh dari hidupmu. Semua permintaanmu agar aku menjauhimu sudah kucoba, namun salahkah jika aku masih merindukanmu? Salahkah jika aku masih menyimpan rasa untukmu? Tampar! Tampar aku lagi dengan kalimat mu yang sempat membuatku muak hingga sadar aku terlalu bodoh karena memperjuangkanmu selama ini. Tampar! Hingga aku sadar, bahwa kamu bukan sosok yang pantas ku perjuangkan. Tolong jangan biiarkan rindu ini menggerogoti tubuhku hingga aku lumpuh!

Kamis, 12 Juni 2014

hai penyendiriku

berhenti, apa ini saatnya aku harus berhenti? apa yang membuatmu ingin aku berhenti?
apa tak cukup usahaku meyakinkanmu selama ini?

aku hanya gadis umur belasan yang entah sayang atau obsesi denganmu ingin melihatmu bahagia tersenyum seperti awal kita bertemu dulu, syukur-syukur bisa memilikimu seutuhnya. Aku tahu kamu laki-laki umur belasan yang sedang banyak dirundung masalah, jangan salah aku juga pernah merasa sepertimu. Tapi aku tidak serapuh kamu. Aku bisa bangkit melawan kesendirian dan kegelapan itu. Tapi kenapa kamu, yang sudah kuberikan semangat hingga sedemikian ini malah menghilang dari radarku?

apa perhatianku terlalu berlebihan? 
maaf, kalau semua perhatianku membuatmu muak, maaf bila semua perasaanku kau anggap sebagai bualan semata.
jujur dari dalam hati ini, aku tidak mengharap sedikit imbalan demi melihat senyuman melingkar di bibirmu. Melihatmu bahagia saja itu sudah cukup untukku. cukup. 
Aku melakukan semua ini dengan hati, semoga kamu mengerti. dibalik pengabaianmu selama ini, ada gadis kecil yang selalu menebar senyumnya agar kamu ikut tersenyum. Tapi, apa kamu tahu? gadi yang selalu tersenyum itu sangat terluka dengan pengabaianmu?
apa kamu pernah berpikir apa yang membuat gadis itu bertahan sedemikian lamanya padamu meskipun kau abaikan? tak kau hiraukan? bahkan tak kau beri sebelah pandanganmu, tak kau dengarkan jeritannya? 
apa yang membuat dia begitu gigih bertahan? mungkin kamu bisa menebaknya, mungkin kamu bisa menjawabnya, tapi kamu tak ingin membalas perasaannya?

lupakan, gadis kecil itu hanya pengagummu dalam diam, tak berani mengungkapkan isi hatinya hanya bisa memberimu semangat, mendedikasikan perhatian untukmu, bertingkah normal saat berhadapan denganmu, tapi bertindak bodoh saat kau usai menyapanya.

Lupakan dia yang selalu memberikan tempat khusus untukmu di dunianya, meskipun kau, bahkan berniat pun tidak untuk memberikan tempat untuknya diduniamu. Kamu yang selalu sibuk dalam kelamnya dunia mu tanpa pernah hiraukan dia yang setia menunggumu seperti anjing yang setia pada tuannya. Dia yang selalu ada disetiap pagimu,siangmu,malammu, tak bosan-bosan sekedar bertanya 'kamu sudah makan?, kamu sedang apa?' bahkan mengingatkan agar kamu menjaga kesehatanmu. Dia yang selalu mengkhawatirkanmu. Dia yang selalu mencemaskanmu. Dia yang bahkan tak dapat hirauan darimu.

Sadarlah, kamu tidak sendiri dibumi ini, berjuta orang memperhatikanmu, semesta melindungimu, Aku... Menyayangimu. 

:)