Kamis, 03 Juli 2014

dear, empuk...

untuk laki-laki bertubuh hangat, yang selalu membuatku gemas, yang selalu menggodaku melalui chat manis, berjaket merah abu-abu yang kusebut 'empuk' :')

aku memang seorang gadis kecil penggalau, tukang sedih. Seiring dengan hadirmu dihidupku ketahuilah aku sudah menjadi sosok yang tegar, aku sudah terlatih untuk sakit hati, aku sudah terbiasa untuk menerima bualan serta harapan manis.

aku tak pernah menyangka, kamu adalah sosok yang mampu membuatku mengalihkan hati. Dengan bualan singkatmu saja aku sudah jatuh hati. Dengan sapaan selamat pagimu saja senyumku mudah mengembang, dengan kecupan manis sebelum ku terlelap dimalam hari saja kamu berhasil meredam rasa lelahku setelah seharian aku mengarungi hari, meskipun kecupan itu hanya berbentuk emoticon.

seminggu sudah kita berdekatan, seminggu sudah hariku dipenuhi bualanmu. seminggu sudah aku terbang mengarungi harapan yang sering kau lontarkan padaku, mencari-cari dimana kesungguhan itu berada. Aku tahu sesuatu yang datang dengan cepat akan berakhir tidak menyenangkan. Tapi aku menepis semua anggapan itu, aku berusaha menjalani hari dengan ringan, dengan adanya kamu disisiku kali ini.

suatu malam ditengah kehangatan pesan singkat kita, aku mencium tanda-tanda seseorang yang hanya ingin mempermainkan perasaanku, kamu. Aku benci sekali dengan hal ini. Kamu yang biasanya membalas hangat percakapan kita, mendadak dingin. Tak perlu lama-lama, kamu meminta maaf jika sekiranya membuatku sempat berharap akan perhatianmu ini.
Memang aku sempat merasa tinggi karena anginmu, tapi aku mengelak, aku tak mau kedekatan kita berakhir sampai disini. Tapi kamu tak percaya.kamu bahkan tega berkata akan memberi jarak pada kedekatan kita agar aku tidak semakin berharap. KAMU MENGHANCURKAN SEMUA HARAPANKU, sayang. :')

Baiklah saat itu aku menyerah, aku tidak bisa berbuat banyak jika nyatanya kamu memang tak  memiliki perasaan yang sama denganku.Perasaan yang timbul karena rayuan manismu itu. Bukan salah mu jika kamu hanya sekedar basa basi awalnya, namun aku mengartikannya lebih,bukan.

Awalnya aku tak mau berharap lebih, tapi nyatanya kamu tidak hanya semalam itu saja memberikan ku bualan manis, hari kedua, hari ketiga, seterusnya bualan manismu itu semakin terasa manis.Jadi apa aku salah jika mengartikan basabasi manis mu itu adalah suatu harapan?

Maaf, tak seharusnya aku menggalaukan mu di pendekatan kita yang singkat ini. Terlebih, mengingat kamu adalah bagian dari masalalu sahabatku sendiri. Tapi aku terlanjur menaruh hati padamu, aku merasa kehilangan saat kamu tidak mengabariku seharian setelah insiden itu. Aku merindukan pagi kita,malam kita. Terlebih ini bulan buasa. Kamu adalah sosok yang menemani ramadhanku tahun ini, Aku rindu caramu mengucapkan selamat berbuka untukku, menemaniku hingga larut malam, hingga aku tertidur, aku rindu cara manismu membangunkanku ketika sahur.

Aku rindu mencemburuimu, aku rindu caramu merayuku agar cemburu itu segera redam. Memang kamu dan aku belum menjadi kita, tapi rasanya hari-hari semakin manis jika kita bersama.
kamu menyeretku perlahan, menuju keindahan sesaat, hingga aku sadar bahwa aku sedang dipermainkan. Inikah caramu menyakitiku?

sudahlah, aku harus bangkit, takbisa aku terpuruk terlalu lama, sebelum kau hadir, aku bisa mengarungi hariku dengan indah, harusnya saat kau pergi akupun bisa melewati hari dengan indah bukan? :")

dari kakak kelasmu, teman mantan kekasihmu:')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar